Sabtu, 20 Desember 2014

PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK


PENDAHULUAN

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (“ISM”) (BEI : INDF) adalah perusahaan Total Food Solutions yang terkemuka dengan kegiatan operasi yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran.
ISM mengoperasikan empat Kelompok Usaha Strategis (Grup) yang saling melengkapi:
1. Produk Konsumen Bermerek (CBP),kegiatan usaha grup ini dilaksanakan oleh PT  AIndofood CBP Sukses Makmur Tbk (“ICBP”), tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 7 Oktober 2010. ICBP merupakan salah satu produsen makanan dalam kemasan yang terkemuka di Indonesia yang memiliki berbagai jenis produk makanan dalam kemasan. Berbagai merek ICBP merupakan merek-merek yang terkemuka dan dikenal di Indonesia untuk makanan dalam kemasan.
2.     Bogasari, memiliki kegiatan usaha utama memproduksi tepung terigu dan pasta.
3. Agribisnis, kegiatan usaha grup ini terkonsentrasi di dua anak perusahaan terbuka, yaitu Indofood Agri Resources Ltd., tercatat di Bursa Efek Singapura, dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, tercatat di Bursa Efek Indonesia. Kegiatan usaha utama grup ini meliputi penelitian dan pengembangan, pembibitan kelapa sawit, pemuliaan, termasuk juga penyulingan, branding, serta pemasaran minyak goreng, margarin dan shortening. Di samping itu, kegiatan usaha grup ini juga mencakup pemuliaan dan pengolahan karet, tebu, kakao dan teh.
4. Distribusi, memiliki jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia. Grup ini mendistribusikan hampir seluruh produk konsumen ISM dan anak-anak perusahaannya serta berbagai produk pihak ketiga.


SEJARAH PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk
·         1990
Didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma.
·         1994
Berganti nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur.
Penawaran Saham Perdana sebanyak 763 juta saham dengan harga nominal Rp1.000 per saham, tercatat di Bursa Efek Indonesia.
·         1995
Mengakuisisi pabrik penggilingan gandum Bogasari
·         1996
Melaksanakan pemecahan saham dengan perbandingan 1:2.
·         1997
Mengakuisisi 80% saham perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, agribisnis serta distribusi.
Melakukan penawaran umum terbatas dengan perbandingan 1:5,  total penambahan saham sebanyak 305,2 juta.
·         2000
Melaksanakan pemecahan saham dengan perbandingan 1:5.
Menerbitkan Obligasi Seri I sebesar Rp1 triliun.

·         2001
Menerima persetujuan atas rencana pembelian kembali saham dan pelaksanaan Employee Stock Ownership Plan (ESOP).
·         2002
Melaksanakan ESOP tahap I sebanyak 228,9 juta saham.
Melakukan pembelian kembali saham sebanyak 915,6 juta saham.
Menerbitkan Eurobonds sebesar US$280 juta.
·         2003
Melaksanakan ESOP tahap II sebanyak 58,4 juta saham.
Menerbitkan Obligasi Seri II sebesar Rp1,5 triliun.
·         2004
Melaksanakan ESOP tahap III sebanyak 919,5 ribu saham.
Menerbitkan Obligasi Seri III sebesar Rp1 triliun.
Mengakuisisi 60% saham perusahaan kemasan karton.
·         2005
Membentuk perusahaan patungan dengan NestlĂ©.
Mengakuisisi perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat.
Mengakuisisi Convertible Bonds yang diterbitkan oleh perusahaan perkapalan, setara dengan 90,9% kepemilikan saham.
·         2006
Melakukan pelunasan Eurobonds sebesar US$143,7 juta.
Mengakuisisi 55,0% saham perusahaan perkapalan Pacsari Pte. Ltd.
Mengakuisisi beberapa perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat.
·         2007
Mencatatkan saham Grup Agribisnis di Bursa Efek Singapura dan menempatkan saham baru.
Menerbitkan Obligasi Seri IV sebesar Rp2 triliun.
Mengakuisisi 60% kepemilikan saham di perusahaan perkebunan Rascal Holding Limited.
Partisipasi dalam pengeluaran saham baru PT Mitra Inti Sejati Plantation dan memiliki sebesar 70% kepemilikan.
Mengakuisisi 64,41% kepemilikan saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk.
·         2008
Partisipasi dalam pengeluaran saham baru PT Lajuperdana Indah  dan memiliki sebesar 60% kepemilikan.
Menjual kembali 251.837.500 lembar treasury stock dan menarik kembali 663.762.500 lembar treasury stock.
Mengakuisisi 100% saham Drayton Pte. Ltd. yang memiliki secara efektif 68,57% saham di PT Indolakto, sebuah perusahaan dairy terkemuka.
Mengakuisisi 100% saham di beberapa perusahaan perkebunan yang memiliki fasilitasbulking.
·         2009
Menerbitkan Obligasi Seri V sebesar Rp1,6 triliun.
Pemekaran kegiatan usaha mi instant dan bumbu menjadi ICBP.
Grup Agribisnis menerbitkan Obligasi Rupiah Seri I sebesar Rp452 miliar dan Sukuk Ijarah I sebesar Rp278 miliar.
Melakukan penggabungan usaha seluruh anak perusahaan di Grup CBP yaitu PT Gizindo Prima Nusantara (Nutrisi & Makanan Khusus), PT Indosentra Pelangi (Penyedap Makanan), PT Cipta Kemas Abadi (Kemasan Fleksibel) dan PT Indobiskuit Mandiri Makmur (Biskuit) ke dalam ICBP.

·         2010
Menyelesaikan restrukturisasi internalGrup Produk Konsumen Bermerek (CBP)melalui pengalihan kepemilikan saham anak perusahaan diGrup CBP, dengan jumlah kepemilikan kurang dari 100% yaitu PT Surya Rengo Containers (Kemasan Karton), PT NestlĂ© Indofood Citarasa Indonesia (Memasarkan Produk Kuliner), Indofood (M) Food Industries Sdn Bhd (Kegiatan Usaha Mi Instan di Malaysia), PT Indofood Fritolay Makmur (Makanan Ringan) dan Drayton Pte. Ltd. (Dairy), ke dalam PT. Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP).        



PRODUK PT
.INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk

Beberapa produk yg diproduksi PT Indofood Sukses Makmur Tbk, diantaranya :
1.Noodles ( Mie ) Indomie, Supermie, Sarimi, Mie Sakura, Pop mie, Pop Bihun, Mie Telur Cap 3 Ayam.
2. Diary ( Susu ) Indomilk, Susu Kental Manis Cap Enak, Krimer Kental Manis Kremer, Krimer Kental Manis Tiga Sapi, Krimer Kental Manis Crima, Nice Yogurt, Orchid Butter, Indoeskrim.
3. Food Seasonings ( Penyedap Rasa ) Indofood Bumbu Racik, Sambal Indofood, Kecap Indofood, Maggi, Kecap Piring Lombok, Bumbu Instan Indofood.
4. Snack Foods ( Makanan Ringan ) Chitato, Chiki Snack, JetZ, Qtela, Cheetos, Lays.
5. Biscuit ( Biskuit ) Trenz
6. Nutrition & Special Foods ( Makanan Bernutrisi ) Promina, SUN
7. Flour ( Tepung Terigu ) Cakra Kembar, Segitiga Biru, Kunci Biru.
8. Cooking Oils & Fats ( Minyak ) Bimoli, Simas palmia, Happy Salad Oil
9. Pasta La Fonte
10. Syrup Indofood Syrup
SUMBER DAYA MANUSIA PT.INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk

Indofood yang                                                              memiliki 62 ribu tenaga kerja,
percaya bahwa karyawan merupakan salah satu bagian terpenting dari stakeholder dan komponen vital bagi kesuksesan Indofood di masa mendatang. Perseroan berkeyakinan bahwa setiap karyawan memiliki kapasitas untuk memberikan yang terbaik dan berkontribusi pada perusahaan dan bangsa.
Indofood akan terus berupaya meningkatkan hubungan baik dengan seluruh karyawan dan manajemen untuk meraih manfaat bersama. Perseroan juga akan melaksanakan program manajemen sumber daya manusia yang bertujuan meningkatkan produktifitas dan efisiensi untuk membantu seluruh divisi dalam mempertahankan pangsa pasar dan tingkat keuntungan dalam lingkungan usaha yang semakin kompetitif. Serangkaian program pelatihan akan diselenggarakan sepanjang tahun 2008, sementara Managerial Development Program akan diperluas ke divisi lainnya mengikuti kesuksesan penyelenggaraan program ini di Divisi Minyak Goreng & Margarin serta Divisi Penyedap Makanan.
VISI DAN MISI PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk

Visi Perusahaan:
Menjadi Perusahaan Total Food Solutions
Misi Perusahaan :
Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi, dan teknologi
Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovatif dengan harga terjangkau, yang merupakan pilihan pelanggan
Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun internasional
Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa Indonesia, khususnya dalam bidang nutrisi
Meningkatkan stakeholders’ value secara berkesinambungan
Strategi Perusahaan :
Menjalin kerjasama dengan pemasok bahan baku untuk meningkatkan kualitas produk, danmeningkatkan distribusi produk-produk hingga cepat dan tepat sampai ke masyarakat konsumen.
DISTRIBUSI PRODUK PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK

Grup Distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi paling ekstensif di Indonesia, menjangkau hampir seluruh pelosok Nusantara. Selain mendistribusikan produk-produk Indofood, grup ini juga menyalurkan berbagai produk pihak ketiga. Jumlah stock point telah berkembang dengan cepat sejak tahun 2005, memberikan penetrasi pasar yang lebih luas dan lebih dalam melalui mata rantai pasokan dan pengiriman yang efisien. Stock point yang dibangun di wilayah dengan tingkat kepadatan outlet ritel yang tinggi termasuk pasar tradisional, memungkinkan setiap stock point untuk melayani wilayahnya masing-masing dalam waktu sesingkat mungkin.
STRATEGI MENGATASI PERMASALAHAN PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK
Strategi yang digunakan untuk meningkatkan pangsa pasar dan nilai penjualan dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan lain yang menghasilkan jenis produk yang sama, PT Indofood Sukses Makmur Tbk dengan anak-anak perusahaannya melakukan hal sebagai berikut :
- Melakukan pendekatan terhadap masyarakat dengan berbagai program dari produk yang dimiliki PT Indofood Sukses Makmur, diantaranya :
Indofood Event
Program ini merupakan salah satu cara pendekatan terhadap masyarakat melalui produk-produk seperti Indomie dalam program Indomie Jingle Dare, Indomie Kreasi, Popmie dalam program PopUpYourLife.com, Popmie Basketball 2010, Indomilk dalam program Festival Film Anak Internasional dll.
Recipe Corner
Program ini bertujuan untuk memperkenalkan produk Indofood untuk dijadikan sebagai bahan resep masakan rumah.
Menjalin Hubungan Sosial Masyarakat
Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) merupakan komitment utama Indofood dalam membantu komunitas dan memberi kontribusi yang optimal kepada masyarakat.
Pada tahun 2007, Indofood mengembangkan dan melaksanakan berbagai program yang didasarkan pada lima pilar utama dari filosofi CSR jangka panjang:
Building Human Capital ( Membangun Kecerdasan Bangsa )
Indofood Riset Nugraha
Pustaka Anak Nusantara
Baktimu Guru, Masa Depan Pertiwi
Establishment of quality schools in plantations
Maintaining Social Cohesion ( Mempertahankan Kepedulian Sosial )
Indofood Peduli
Posyandu Revitalization
Strenghtening Economic Value ( Meningkatkan Nilai Ekonomi )
Adopt Principles and Criteria for Sustainable Palm Oil Production
Tree Planting Initiatives
Waste Management
Encouraging Good Governance ( Mendukung Kepemerintahan )
Bogasari Mitra Partnership
Development of SMEs in Aceh in conjunction with Swiss Contact
Partnerships with farmers
Protecting The Environment ( Melindungi Lingkungan )
Compliance with 3 countries rules
Best practice certifications : HACCP, GMP, ISO, Halal, SNI

- Selain menjalin hubungan dengan konsumen, PT Indofood Sukses Makmur Tbk juga terus mengembangkan produk dalam Department R & D serta Quality Control, untuk memperbarui produk lama ataupun membuat produk baru ( inovasi produk ) dan mempertahankan kualitas ( Quality Control ). Dengan demikian, Perusahaan mampu mempertahankan kepercayaan dan minat masyarakat konsumen.
- Melakukan strategi pemasaran dengan mengenalkan produk baru atau mengenalkan inovasi terbaru dari produk bertahan, melalui Iklan Siaran TV, Radio, atau Poster yang disebar di papan reklame ataupun spanduk yg dipasang ditoko-toko yg ikut memasarkan Brand atau Produk dari PT Indofood Sukses Makmur.
-    Menguatkan Brand dari produk bertahan dengan menjadi sponsor suatu acara stasiun TV, seperti Indonesia Mencari Bakat bersama Supermie.
-  Melakukan marketing langsung guna observasi dalam mencari nilai produk baru ataupun Inovasi terbaru dari produk lama di mata masyarakat konsumen. Biasanya dilakukan di Mall, supermarket atau tempat padat pengunjung.



ANALISIS MASALAH
Analisis SWOT
1. Strength ( Kekuatan )
a. Kondisi keuangan / finansial yang kuat, dapat dilihat dari perkembangan kepemilikan saham di berbagai perusahaan.
b. Memiliki banyak anak perusahaan.
c. Brand yang telah dikenal lama oleh masyarakat Indonesia terutama produk Indomie.
d. Kepemimpinan Direksi dan Komisaris yang matang.
e. Memiliki Sumber Daya Manusia yang besar sehingga mampu produksi yang besar pula.
2. Weakness ( Kelemahan )
a. Tenaga kerja yang banyak membuat perusahaan rentan goncangan terhadap penjualan produk yang menurun.
3. Opportunities ( Peluang )
a. Pertumbuhan pasar yang terus meningkat baik di kalangan bawah, menengah maupun atas.
b. Segmentasi pasar yang tidak terlalu signifikan karena produk yang dihasilkan terus menyesuaikan untuk dikonsumsi pria atau wanita, baik tua maupun muda.
c. Memanfaatkan e-bussines dalam membantu mengembangkan pangsa pasar dan memperkenalkan produk melalui internet karena pengguna internet sama dengan masyarakat konsumen.
d. Peluang pasar yang besar dalam sistem distribusi yang mencakup grup pendistribusian produk hingga pasar tradisional dengan waktu sesingkat mungkin.
4. Threat ( Ancaman )
a. Terus dihadapi dengan pesaing-pesaing baru dengan jenis produk yang sama.

kesimpulan :
Perusahaan menyadari bahwa sasaran jangka panjang perusahaan tidak dapat dicapai tanpa dimilikinya karyawan yang kompeten, memiliki etos kerja yang baik, mampu bekerjasama dan senantiasa menerapkan prinsip pembelajaran berkelanjutan dalam setiap aktivitas kerjanya, serangkaian kebijakan dan aktivitas strategis pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang meliputi menyempurnakan struktur organisasi dan uraian tugas menyelenggarakan rekrutmen dan seleksi calon karyawan, membenahi prosedur dan sistem pengelolaan SDM, serta menyempurnakan program pembinaan, pendidikan dan pelatihan karyawan yang berbasiskan kompetensi.
Hal ini dilakukan sebagai upaya mewujudkan salah satu misi perusahaan, yaitu mengembangkan sumber daya manusia yang berkompeten dan profesional untuk menjamin ketersedian tenaga kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan dengan melakukan pengelolaan sebagai berikut :
Melakukan analisa terhadap kebutuhan tenaga kerja secara periodik agar efisiensi jumlah dan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan tetap terjaga
Menerapkan sistem seleksi yang sangat ketat dan adil dalam setiap tahapan proses rekrutmen calon karyawan.
Melakukan penilaian yang objektif terhadap kinerja karyawan secara berkala, yang hasilnya dijadikan sebagai dasar untuk perhitungan salah satu komponen gaji bulanan serta penetuan kenaikan golongan dan jabatan karyawan.
Melakukan GAP analysis untuk memastikan kesesuaian tingkat kompetensi yang dimiliki karyawan dengan kebutuhan pekerjaan.
Merencanakan dan melaksanakan program pelatihan untuk peningkatan kompetensi teknis dan manajerial serta sikap kerja karyawan.
Perusahaan mendorong karyawan bekerja secara profesional yang berorientasi pada produktivitas dan efisiensi. Tumbuhnya circle-circle TPM secara significan di semua unit kerja serta penerapan SMSP secara konsisten, memberikan andil besar dalam pencapain kinerja perusahaan impresif.
Selain itu, perusahaan menyediakan berbagai fasilitas keagamaan, olahraga dan kesenian yang dapat dipergunakan oleh karyawan sebagai media untuk bersosialisasi, menyalurkan hobi dan mengembangkan diri. Perusahaan juga mengadakan berbagai kegiatan sosial yang melibatkan seluruh karyawan Semen Padang Group, seperti peringatan hari ulang tahun perusahaan melalui pekan olahraga dan seni (Porseni), peringatan hari besar keagamaan dan kegiatan-kegiatan lainnya.



AFTA 2015: ANALISA SWOT POLA KEBUTUHAN KARYAWAN DAN TENAGA AHLI DI BIDANG INDUSTRI DALAM NEGERI

AFTA (ASEAN Free Trade Area) merupakan kesepakatan dari negara–negara di ASEAN untuk membentuk sebuah kawasan bebas perdagangan. Tujuannya yaitu agar bisa meningkatkan daya saing ekonomi kawasan ASEAN di dunia. Harapannya, jika AFTA ini sukses, maka, ASEAN bisa menjadi kawasan basis produksi di dunia.
Perjanjian perdagangan bebas AFTA dicetuskan ketika terjadi pertemuan tingkat Kepala Negara ASEAN atau SEAN summit ke-4, yang dilakukan pada tahun 1992. Pada pertemuan itu para kepala negara mengumumkan akan membentuk sebuah kawasan perdagangan bebas di ASEAN dalam jangka waktu 15 Tahun. Kalau dihitung seharusnya akan efektif berjalan secara penuh pada tahun 2007. Namun kenyataanya, AFTA ini akan aktif pada tahun 2015, yaitu menjadi 22 tahun kemudian.
Dengan adanya kebijakan perdagangan bebas AFTA ini, nantinya tidak akan akan ada hambatan tarif (bea masuk 0-5%) ataupun hambatan non tarif untuk negara – negara anggota ASEAN. Dengan begitu, tentunya keuntungan dan tantangan akan muncul untuk negara Indonesia juga. Lantas, apakah negara kita Indonesia sudah siap? Siap memanfaatkan kondisi ini untuk membuat negara lebih maju dan berkembang? Apalagi AFTA ini efektif tahun 2015.
Tantangan AFTA 2015 Untuk Indonesia
Setiap Negara-negara se-ASEAN mau tidak mau menghadapi AFTA siap atau tidak meskipun keadaan di negara masing-masing masih kurang terjamin. Tantangan AFTA 2015 sendiri bagi Indonesia sangat komplek, hal ini sering kita alami dan kita rasakan sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Yaitu lapangan pekerjaan dan pendidikan yang sulit, harga pasar dan bahan pokok dan BBM selalu naik tidak pasti, namun jika kita memiliki keahlian Negara kurang mendukung untuk mengembangkannya. Apalagi kemampuan SDM kita sangat kurang, lalu para tenaga ahli lebih memilih bekerja di luar negeri
Hal ini yang selalu menjadi pekerjaan rumah negara Indonesia dengan jumlah penduduknya yang sangat besar setelah India, maka pemerintah akan sulit dalam mengatur dan mengelolanya. Akan jauh lebih berbeda penyelesainnya dengan negara tetangga. Namun Indonesia persoalannya menjadi lebih sulit karena para petugas  negara yang belum mampu menyelesaikan urusan yang lain, apalagi mengurusi kesiapan dengan adanya AFTA ini.
Analisis SWOT pada Perusahaan dalam menghadapi AFTA 2015
SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk memutuskan strategi perusahaan/industri. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Dalam kasus ini maka perusahaan/industri dapat megetahui positifnya yaitu kekuatan dan peluang, lalu negatifnya yaitu kelemahan dan ancaman dalam berbagai persoalan misalnya dalam mengembangkan SDM perusahanan dan merekrut calon-calon karyawan.
Bagi perusahaan Indonesia, AFTA ini sangat sulit untuk dihadapi atau kurang kesiapan, namun AFTA mau tidak mau harus menghadapinya. Lalu solusi apa yang dapat membantu perusahaan untuk bisa berkompetensi se-ASEAN di dalam berbagai bidang. Oleh karena itu dalam waktu yang tersisa ini perusahaan harus meningkatkan kualitas SDM sehingga dapat menghasilkan output yang baik sehingga dapat menguasai ASEAN, minimal tidak jatuh bankrut.

Analisis SWOT terhadap PT Unilever dalam Pola Kebutuhan Karyawan.
KEKUATAN (STRENGTHS)
KELEMAHAN (WEAKNESSES)

a.    Strategi promosi jabatan di dalam lingkungan pekerjaan untuk pegawai yang kualitas dan dedikasi tinggi.
b.    Strategi tunjangan atau rewards bagi pegawai yang bekerja dengan membanggakan atas nama perusahaan.
c.    Stategi penjaminan setiap karyawan
d.    Perencanaan calon karyawan baru, dengan memiliki persyaratan sebagai berikut:
-       Berkelakuan baik dari kepolisian
-       Rekomendasi pekerjaan dari pihak sekolah atau universitas dalam bidang yang dibutuhkan perusahaan.
-       Jika ada sertifikasi keahlian dari sekolah atau lembaga.
-       Pengalaman pekerjaan tidak perlu diperhatikan karena perusahaan mengutamakan seorang ahli dari pendidikan di dalam bidang yang dibutuhkan.
-       Kemampuan berbahasa Inggris. Bahkan bahasa se-ASEAN
e.    Strategi pengembangan tenaga ahli bagi karyawan yang mengabdi selama 3 tahun termasuk melatih bahasa Inggris






a.    Kurang optimalnya kualitas karyawan baru karena pengalaman pekerjaan bukan utama.
b.    Kebutuhan karyawan baru dinilai terlalu muda atau fresh graduate, sehingga kemampuan didalam menyelesaikan pekerjaan akan kesulitan
c.    Bagi pelamar di luar rekomendasi dari beberapa lembaga bukan yang utama, sehingga keahliannya perusahaan tidak mengetahuinya.
d.    Pengaruh iklim/kondisi pasar dapat mengurangi atau menambah karyawan.
e.    Memerlukan keputusan top manajer perusahanan dalam pemiihan karyawan, sehingga top manajer sulit melakukan pekerjaan yang lain.
f.     Perusahaan asing dengan bidang yang sama, dapat menganggu stabilitas perusahanan dalam mencari kebutuhan karyawan
PELUANG (OPPORTUNITIES)
ANCAMAN (THREATS)

a.    Dengan adanya AFTA, maka hasil output perusahanan dapat memasuki atau menguasai kawasan ASEAN
b.    Perusahan dapat mengekspansi di kawasan ASEAN
c.    Jika perusahaan berhasil maka, lapangan pekerjaan akan luas terutama bagi warga Indonesia
d.    Dengan biaya ekspor import 0-5% bahkan tidak ada, maka perusahaanan dapat memaksimalkan keuntungan.





a.    Sistem outsourching atau kontrak kerja membuat para karyawan yang sudah bekerja dengan baik akan terganggu untuk mengembangkan kualitasnya.
b.    Sistem outsourching atau kontrak kerja menggangu semangat kerja karyawan, bahkan dapat keluar dari perusahaan.
c.    Lingkungan pekerjaan akan kurang harmonis antar karyawan atau adanya saling cari muka dikarenakan adanya rewards /promosi jabatan.
d.    AFTA 2015 menjadi ancaman karena orang asing dapat bekerja di perusahaan dalam negeri bagi seluruh karyawan.
e.    Harga bahan produk kurang stabil, mempengaruhi.
f.     Dengan nilai Rupiah sangat kecil, sehingga banyak para tenaga ahli Indonesia memilih bekerja di perusahaan asing.
g.    Nilai tukar Rupiah menentukan keuntungan perusahaan
h.    Peraturan Negara dengan peraturan di ASEAN berbeda, menimbukan beragam permasalahan.

Dengan berdasarkan analisa SWOT kami di atas, maka AFTA sendiri dapat menjadikannya keuntungan sekaligus kerugian bahkan menjadi ancaman bagi perusahaan di dalam negeri. Sehingga setiap pihak-pihak terkait akan semakin gencar dalam meningkatkan mutu SDM perusahaan demi menghasilkan output yang semakin berkualitas. Dengan output yang berkualitas, maka perusahaan kita dapat bersaing di negara asing se-ASEAN.


SIMPULAN DAN SARAN
a.    Simpulan
Dalam persaingan bidang perusahaan atau industri di ASEAN, Indonesia memiliki peluang yang besar. Akan  tetapi perlu diingat bahwa selain peluang Indonesia juga akan dihadapkan dengan berbagai tantangan dan juga ancaman yang mungkin bisa menghambat para perusahaan dan industri Indonesia untuk dapat bersaing dengan negara ASEAN lainnya.
SDM yang berkulitas bagi perusahaan sangat mempengaruhi keunggulan produknya dalam bersaing dengan pesaingnya, baik di tingkat domestik maupun di tingkat luar negeri, AFTA sangat memungkinkan setiap negara se-ASEAN dapat bekerja, mencari pendidikan di negara sesama ASEAN bebas visa. Lalu penghasilan negara berkurang karena eksport dan import (bea 0-5%). Sehingga akan berdampak pengurangan APBN termasuk gaji pegawai negara.
b.    Saran
Sebagai generasi muda, maka kita perlu harus mempersiapkan segalanya sedini dan semaksimal mungkin agar siap saat 2015 nanti AFTA sudah dimulai. Karena kitalah yang akan dibutuhkan Indonesia bukan hanya perusahaan saja.  Untuk dapat memanfaatkan peluang serta mengantisispasi terjadinya ancaman itu maka pemerintah harus memersiapkan diri untuk menyongsong era AFTA nanti ini dengan mempercepat pembangunan, pengembangan SDM, sektor pendidikan dibenahi. Agar hasil output dari lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan menjadi SDM yang berkualitas di berbagai bidang untuk meningkatkan daya saing. Begitu juga perusahaan, maka peluang itu sangat besar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara  produsen, bukan sebagai Negara konsumen lagi.


IMPLEMENTASI ANALISIS SWOT DALAM INOVASI
IMPLEMENTASI ANALISIS SWOT DALAM INOVASI
PRODUK KEUANGAN SYARI’AH
Kuat Ismanto, SHI., M. Ag.§
ABSTRAK

Analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) telah menjadi salah satu alat yang berguna dalam dunia industri. Namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk digunakan sebagai alat bantu pembuatan keputusan dalam produk baru di lembaga keuangan syari’ah.
Proses penggunaan manajemen analisa SWOT menghendaki adanya suatu survei internal tentang strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) produk, serta survei eksternal atas opportunities (ancaman) dan threats(peluang). Pengujian eksternal dan internal yang terstruktur adalah sesuatu yang unik dalam dunia perencanaan dan pengembangan produk keuangan syari’ah.
Contoh pengembangan produk lembaga keuangan syari’ah menggunakan analisa SWOT, adalah suatu cara yang berguna dalam menguji kondisi lingkungan tentang produk baru yang ditawarkan suatu lembaga lembaga keuangan syari’ah. Sebuah tinjauan atas aplikasi potensial SWOT dalam jangkauan yang luas juga merupakan tujuan dari pada tulisan ini.

1.      Pendahuluan
Lingkungan eksternal mempunyai dampak yang sangat berarti pada sebuah lembaga keungan syari’ah. Selama dekade terakhir abad ke duapuluh, lembaga-lembaga ekonomi, masyarakat, struktur politik, dan bahkan gaya hidup perorangan dihadapkan pada perubahan-perubahan baru. Perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat informasi dan dari ekonomi yang berorientasi manufaktur ke arah orientasi jasa, telah menimbulkan dampak yang signifikan terhadap permintaan atas pelayanan baru lembaga keuangan (Martin, 1989).
Hadirnya lembaga keuangan syari’ah sekarang ini merupakan fenomena baru. Hadirnya merupakan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan umat Islam dalan jasa keuangan, meskipun pada dasarnya tidak hanya dikhususkan pada umat Islam saja. Produk dan jasa yang diberikan dan direncanakan untuk masa depan tanpa memandang jenis agama dan keyakinan, harus didasarkan pada pertimbangan yang seksama secara cermat tentang kecenderungan (trend) dalam masyarakat di masa yang akan datang.
Para administrator atau pengelola lembaga keuangan syari’ah  harus berperan sebagai penggagas atau inovator dalam merancang masa depan lembaga yang mereka kelola. Strategi-strategi baru yang inovatif harus dikembangkan untuk memastikan bahwa lembaga keuangan syari’ah akan melaksanakan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mendatang khusunya pada abad 21 dan setelahnya. Untuk melakukan hal ini, antara lain dibutuhkan sebuah pengujian mengenai bukan saja lingkungan lembaga itu sendiri tetapi juga lingkungan eksternalnya (Brodhead, 1991). Analisis kekuatan, kelemahan, kesempatan/peluang, dan ancaman atau SWOT (juga dikenal sebagai analisis TOWS dalam beberapa buku manajemen), menyediakan sebuah kerangka pemikiran untuk para pengelola dalam memfokuskan secara lebih baik pada layanan kebutuhan dalam masyarakat.
Meskipun sebenarnya analisis ini banyak ditujukan untuk penerapan dalam bisnis konvensional, namun demikian penggunaan perangkat ini dalam bidang keuangan syari’ah bukanlah hal dilarang. Penulis memandang bahwa analisis SWOT merupakan alat yang cukup efektif sebagai pendekatan manajemen. Perangkat manajemen yang sedianya ditujukan untuk bidang industri seringkali bisa diolah untuk diterapkan di bidang jasa, karena adanya kemiripan yang fundamental dalam tugas-tugas administratif.
SWOT adalah sebuah teknik yang sederhana, mudah dipahami, dan juga bisa digunakan dalam merumuskan strategi-strategi dan kebijakan-kebijakan untuk pengelolaan pegawai administrasi (administrator). Sehingga, SWOT disini tidak mempunyai akhir, artinya akan selalu berubah sesuai dengan tuntutan zaman. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menunjukkan bagaimana SWOT dapat digunakan oleh para pengelola lembaga keuangan syari’ah dalam menganalisis dan memulai pembuatan program baru yang inovatif untuk ditawarkan dalam lembaga keuangan syari’ah.

2.      Perkembangan Analisis SWOT
Analisis SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta kesempatan dan ancaman lingkungan eksternalnya. SWOT adalah perangkat umum yang didesain dan digunakan sebagai langkah awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam berbagai terapan (Johnson, dkk., 1989; Bartol dkk., 1991). Jika hal ini digunakan dengan benar, maka dimungkinkan bagi sebuah sekolah kejuruan untuk mendapatkan sebuah gambaran menyeluruh mengenai situasi sekolah itu dalam hubungannya dengan masyarakat, lembaga-lembaga pendidikan yang lain, dan lapangan industri yang akan dimasuki oleh murid-muridnya. Sedangkan pemahaman mengenai faktor-faktor eksternal, (terdiri atas ancaman dan kesempatan), yang digabungkan dengan suatu pengujian mengenai kekuatan dan kelemahan akan membantu dalam mengembangkan sebuah visi tentang masa depan. Prakiraan seperti ini diterapkan dengan mulai membuat program yang kompeten atau mengganti program-program yang tidak relevan serta berlebihan dengan program yang lebih inovatif dan relevan.
Langkah pertama dalam analisis SWOT adalah membuat sebuah lembaran kerja dengan jalan menarik sebuah garis persilangan yang membentuk empat kuadran, keadaan masing-masing satu untuk kekuatan, kelemahan, peluang/kesempatan, dan ancaman. Secara garis besar lembaran kerja tersebut diperlihatkan dalam lembar-1. Langkah berikutnya adalah membuat daftar item spesifik yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi di bawah topik masing. Dengan membatasi daftar sampai 10 poin atau lebih sedikit, untuk menghindari generalisasi yang berlebihan (Johnson, et al., 1989).
SWOT dapat dilaksanakan oleh para karyawan secara individual atau secara kelompok dalam organisasi. Teknik secara kelompok akan lebih efektif khususnya dalam pengadaan struktur, objektifitas, kejelasan dan fokus untuk diskusi mengenai strategi, sehingga tidak akan cenderung melantur, dan bahkan akan terkena pengaruh politik atau kesenangan (interest) perseorangan yang kuat (Glass, 1991). Hal yang harus disadari jika bekerja secara kelompok dalam bidang keuangan, maka akan muncul tiga sikap yang terangan-terangan dari para karyawan di mana tergantung masa kerja mereka masing-masing. Karyawan yang mempunyai pengalaman dan masa kerja lebih lama lebih cenderung menjadi yang paling partisipatif dan receptive akan ide-ide baru.
SWOT harus mencakup semua aspek/area berikut ini, yang masing-masing dapat merupakan sumber kekuatan, kelemahan, kesempatan, atau ancaman, misalnya:
Beberapa contoh lingkungan internal lembaga keuangan syari’ah;
1) Manajer dan karyawan;
2) Kantor dan fasilitas sarana prasarana;
3) Anggaran operasional;
4) Program riset dan pengembangan iptek;
5) Organisasi atau dewan lainnya dalam organisasi.
Bebrapa contoh lingkungan eksternal LKS
1) Nasabah;
2) lembaga keuangan pesaing lainnya;
3) Demografi sosial dan ekonomi penduduk;
4) Para pemegang saham.

3.  Survei Internal tentang Kekuatan dan Kelemahan
Secara historis, para karyawan berupaya menarik minat nasabah agar memasuki/memlih lembaga mereka dengan cara meningkatkan promosi dan iklan tanpa memperhatikan kelemahan dan kekuatan lembaga keuangan yang mereka kelola. Apabila, keadaan audit internal seperti ini dilaksanakan, maka akan timbul area/aspek yang menghendaki beberapa perubahan. Lebih dari itu, potensi dan kemungkinan-kemungkinan akan adanya service dan program-program inovasi baru bisa juga muncul. Dengan membuat seluruh daftar tentang kelemahan internal maka akan tampak area/aspek yang bisa diubah guna untuk memperbaiki kinerja lembaga tersebut, termasuk segala sesuatunya yang berada di luar jangkauan kontrol. Contoh mengenai kelemahan inheren adalah cukup banyak. Misalnya sebagai berikut: moral staf adminstrasi dan staf karyawan yang rendah; bangunan infrastruktur yang kurang memadai; fasilitas sarana prasarana, serta langkanya sumber-sumber daya instruksional; dan termasuk lokasi lembaga keuangan tersebut.
Sedangkan kekuatan yang ada perlu juga didaftar, sebagai contoh kekuatan potensial dapat berupa: (a) pelayanan yang memuaskan terhadap nasabah; (b) karyawan yang berdedikasi dan bermoral tinggi; (c) akses dengan lembaga keuangan yang lain, dimana nasabah dapat melakukan transaksi dengan lembaga lain, termasuk lembaga keuangan konvensional; (d) reputasi yang baik dalam menyediakan jasa; dan (e) perbedaan populasi nasabah.
Penaksiran kekuatan dan kelemahan juga bisa dilakukan melalui survei, kelompok-kelompok fokus, wawancara dengan nasabah, dan sumber-sumber lain yang dapat dipercaya. Begitu kelemahan dan kekuatan tergambar, maka akan memungkinkan untuk mengkonfirmasi item-item tersebut. Harus dimafhumi bahwa persepsi yang berbeda-beda bisa timbul, tergantung pada kelompok-kelompok representatif yang dihubungi dan dimintai pendapatnya.
4.   Survei Eksternal tentang Ancaman dan Kesempatan
Gambaran eksternal bersifat komplementer terhadap self-study internal di dalam analisis SWOT. Pengaruh-pengaruh nasional dan regional seperti masalah-masalah lokal dan negara adalah yang paling penting dalam memutuskan program baru apa saja yang perlu ditambah atau program yang sudah ada dan perlu dimodifikasi atau diganti. Gilley dkk. (1986) menetapkan sepuluh dasar-dasar institusi yang “on-the-move” (sedang maju), salah satunya adalah kemampuan institusi atau lembaga untuk menjaga pengawasan yang lebih dekat atas masyarakat. Tidak hanya karyawan saja yang harus mengawasi masyarakatnya, namun mereka juga memainkan perananan kepemimpinan dengan memberikan isu-isu itu yang berkaitan secara langsung maupun tidak.
Informasi tentang iklim dan trend bisnis yang ada dan perubahan penduduk harus dipertimbangkan dalam tahap studi pengembangan ini. Sejumlah sumber informasi harus diliput, tidak hanya terbatas kepada karyawan saja, melainkan nasabah, tokoh masyarakat, surat kabar, majalah, jurnal bisnis, dewan pengawas syari’ah, dunia industri, dan lainnya. Sehingga masing-masing dapat merupakan sumber potensial sebagai informasi yang sangat berharga.
Ancaman harus dikenali, sebab ancaman dapat berwujud dalam berbagai bentuk. Besarnya anggaran pendidikan yang terbatas dianggap suatu peraturan daripada dianggap sebagai suatu pengecualian. Adanya suatu perubahan kesadaran atau pola pikir masyarakat akan menciptakan kesempatan potensial untuk memberikan isu-isu baru dengan jalan memberikan layanan yang lebih bermutu dan berkualitas. Kepedulian masyarakat terhadap lingkungan yang bersifat global, juga mempunyai areal/aspek kesempatan. Industri atau bisnis baru apa yang dapat muncul di masa akan datang, dengan mencari karyawan berketrampilan serta terlatih baik.
Harus dipahami juga bahwa kesempatan dan ancaman tidak absolut sifatnya. Apa yang pertama-tama nampak akan menjadi suatu kesempatan/peluang, mungkin tidak muncul bila dikaitkan dengan sumber-sumber daya atau harapan masyarakat. Makin banyak sumber daya atau harapan masyarakat, maka makin besar pula tantangan dalam menggunakan metode analisis SWOT, sehingga memungkinkan untuk membuat penilaian yang benar dan tepat serta lebih menguntungkan baik secara institusi maupun lingkungan masyarakat. Dalam lembar-2 dan 3 menggambarkan sebuah contoh penggunaan lembaran kerja analisis SWOT.
Penggunaan Analisis SWOT Sebagai Pertimbangan Kelayakan
dalam Pembuatan Sebuah Program Baru
Menimbang: lembaga keuangan syari’ah akan menambah beberapa program baru yang inovatif.
Mengingat: selama masa brainstorming sebelumnya, muncul beberapa ide dan sebuah program dalam pengembangan produk dikembangkan oleh lembaga lain. Kerja sama dengan sebuah kelompok yang dipilih dari profesional keuangan syari’ah bisa memenuhi dan melakukan analisis SWOT untuk membantu mengembangkan strategi pengembangannya.
Contoh poin-poin berikut yang munkin muncul dalam lembaran kerja.
Potensi Kekuatan Internal (S)
Fasilitas yang ada dan SDM dapat menyediakan beberapa dasar yang diperlukan untuk sebuah produk baru.
Tenaga karyawan yang antusias dan berminat untuk memperoleh pengetahuan dan latihan lebih jauh dalam produk baru.
Dana yang cukup untuk diinvestasikan dalam program-program produk baru.
Pengalaman masa lalu yang sukes dengan program baru yang dinamis, sehingga mempunyai keahlian dan pengalaman dalam menghadapi perubahan.
Potensi Kelemahan Internal (W)
Karyawan yang ada kurang paham dalam penguasaan syari’ah dan keuangan.
Keterbatasan tenaga untuk menangani secara fokus terhadap produk baru.
Situasi ekonomi dan politik yang labil, tidak mendukung atas peluncuran produk baru.
Sebuah faksi di dalam lembaga lebih menginginkan tidak meluncurkan produk baru  daripada produk baru.
Potensi Kesempatan Eksternal (O)
Sebagian besar masyarakat Islam membutuhkan pelayanan produk baru dari lembaga keuangan syari’ah, karena selama ini hanya dilayani oleh lembaga konvensional.
Permintaan dunia usaha dan masyarakat secara keseluruhan akan meningkat dalam 1-2 tahun ke depan.
Antusiasme masyarakat Islam tentang program yang ditawarkan dan sangat memungkinkan untuk dikonsumsi.
Produk dan pelayanan lembaga keuangan syari’ah telah memberi kepuasan tersendiri bagi masyarakat.
Potensi Ancaman Eksternal (T)
Lembaga keuangan konvensional telah memimpin dan memiliki infrastruktur untuk melayani lebih cepat dan memuaskan.
Program dimungkinkan tidak mendapat persetujuan dari DPS karena mengingat DSN belum mengeluarkan fatwa.
Beberapa alternatif lain telah dipasarkan oleh lembaga lain dan mungkin saja produk baru ini tidak menarik.
masyarakat lebih menunjukkan preferensi pada program-program bisnis konvensional daripada program-program bisnis syari’ah.

5.  Kelemahan SWOT
Pada umumnya SWOT hanya mencerminkan pandangan seseorang atau kelompok, dimana hanya mencerminkan keberpihakan dalam menilai tindakan yang telah ditentukan sebelumnya, daripada digunakan sebagai alat untuk menemukenali kemungkinan-kemungkinan peluang baru. Hal penting yang perlu perhatikan bahwa kadang-kadang ancaman juga dapat dipandang sebagai kesempatan, tergantung orang atau kelompok yang terlibat. Ada pepatah yang menyatakan, “Seorang yang pesimis adalah orang yang melihat kegagalan di dalam suatu kesempatan, dan seorang yang optimis adalah orang yang melihat kesempatan di dalam suatu kegagalan.” Dalam contoh lembar-2, kesempatan yang diberikan para ahli dalam industri untuk melatih siswa, mungkin dianggap oleh sebagian anggota lembaga pendidikan (pengajar dan staf) sebagai suatu ancaman terhadap posisi atau pekerjaan mereka sendiri.
SWOT memungkinkan sebuah institusi untuk mengambil cara yang singkat daripada melakukan sebuah penelitian khusus kekuatannya yang sesuai dengan kesempatan, sehingga mengabaikan kesempatan yang tidak dirasakan. Metode yang lebih pro-aktif dalam identifikasi kesempatan/peluang adalah paling menarik, baru kemudian merencanakan dan menemukembangkan strategi institusi untuk memenuhi kesempatan-kesempatan tersebut. Hal ini akan menciptakan strategi efektif, menurut Glass (1991), dalam menghadapi tantangan, daripada sekedar menemukan kekuatan yang ada dan kesempatan yang dipilih untuk dikembangkan kemudian.

6.   Penutup
Analisa SWOT merupakan sebuah alat analisis yang cukup baik, efektif, dan efisien serta sebagai alat yang cepat dalam menemukenali kemungkinan-kemungkinan yang berkaitan dengan pengembangan awal program-program inovasi baru di dalam sekolah kejuruan, disamping dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan dalam organisasi atau komite bahkan individu. Juga sebagai alat bantu untuk memperluas dan mengembangakan visi dan misi suatu organisasi. Analisa SWOT dapat melihat seluruh kemungkinan perubahan masa depan sebuah institusi melalui pendekatan sistematik melalui proses instropeksi dan mawas diri ke dalam, baik bersifat positif maupun negatif.Makna dan pesan yang paling mendalam dari analisa SWOT adalah apapun cara-cara serta tindakan yang diambil, proses pembuatan keputusan harus mengandung dan mempunyai prinsip berikut ini; kembangkan kekuatan, minimalkan kelemahan, tangkap kesempatan/peluang, dan hilangkan ancaman.
Penggunaannya agar lebih efektif hendaknya analisa SWOT harus bersifat fleksibel. Mengingat situasi dan kondisi yang cepat berubah seiring dengan berjalannya waktu, maka analisis harus sesering mungkin dibuat dan disesuaikan. SWOT sangat praktis dan tidak boros terhadap waktu, serta efektif karena kesederhanaannya. Dapat digunakan secara kreatif, sehingga membentuk dan membangun fondasi, dimana dapat menciptakan sejumlah rencana strategis untuk pengembangan program-program baru di LKS, semoga.





BAB III
PENUTUP
Analisa SWOT merupakan sebuah alat analisis yang cukup baik, efektif, dan efisien serta sebagai alat yang cepat dalam menemukenali kemungkinan-kemungkinan yang berkaitan dengan pengembangan awal program-program inovasi baru di dalam sekolah kejuruan, disamping dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan dalam organisasi atau komite bahkan individu. Juga sebagai alat bantu untuk memperluas dan mengembangakan visi dan misi suatu organisasi. Analisa SWOT dapat melihat seluruh kemungkinan perubahan masa depan sebuah institusi melalui pendekatan sistematik melalui proses instropeksi dan mawas diri ke dalam, baik bersifat positif maupun negatif.Makna dan pesan yang paling mendalam dari analisa SWOT adalah apapun cara-cara serta tindakan yang diambil, proses pembuatan keputusan harus mengandung dan mempunyai prinsip berikut ini; kembangkan kekuatan, minimalkan kelemahan, tangkap kesempatan/peluang, dan hilangkan ancaman.
Penggunaannya agar lebih efektif hendaknya analisa SWOT harus bersifat fleksibel. Mengingat situasi dan kondisi yang cepat berubah seiring dengan berjalannya waktu, maka analisis harus sesering mungkin dibuat dan disesuaikan. SWOT sangat praktis dan tidak boros terhadap waktu, serta efektif karena kesederhanaannya. Dapat digunakan secara kreatif, sehingga membentuk dan membangun fondasi, dimana dapat menciptakan sejumlah rencana strategis untuk pengembangan program-program baru di sekolah kejuruan khususnya, semoga.